Kala Senja Menutup Hari

Diatas bukit berteman sepi, menatap langit. Angin berhembus meski tak terlihat tapi terasa. Terbayang luas pijakan bumi. Indah tapi waktu memisah, sore menutup pertunjukan ini. Diri inipun pergi.

Nono Setiyo

"Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24) "

Gulungan Ombak Besar

Dulu itu mantai, sering. Melihat langit biru. Mendengar deras ombak. Menatap luas lautan. Berdiri diatas pasir. Bernafas udara sejuk. Terindah adalah berjalan bersama kala ombak besar menerjang.

Abu Ubaidullah Uzzam

"Demi Allah ,, jangan korbankan akhiratmu demi kebahagian dunia yang fana. Dunia itu menipu, penuh kebohongan, dan sementara. Maka bertahanlah di atas sunnah dan segala perintah juga larangan-Nya sampai engkau menemui surga. "

Langit indah itu biru, Kamu

Tinggi, tak tergapai. Biru berubah putih berjalan menyapa. Panas, tak peduli selalu bersama. Dingin, bahkan tak tergoda.

Rabu, 01 Mei 2013

Perbedaan Ta’aruf dan Pacaran





1. TUJUAN

TA’ARUF : Untuk mengenal calon istri suami, dengan harapan jika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan lamaran, tunangan dan akhirnya berlanjut pada pernikahan.

PACARAN : Pada umumnya tak ada tujuan yang jelas. Kebanyakan hanya mengikuti hawa nafsu.

2. ALASAN

TA’ARUF : Ketik calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.

PACARAN : Banyak alasan bagi yang pacaran. Bisa karena nafsu, dikomporin teman, hanya untuk senang-senang dan tanpa komitmen yang jelas.

3. WAKTU

TA’ARUF : Disesuaikan pada jam tertentu yang sekiranya tidak mengganggu aktivitas yang berkepentingan.­ Bisa sore, bisa juda malam (bukan larut malam)

PACARAN : Kapan saja bisa. Bebas. Lebih sepi malah lebih disukai.

4. TEMPAT

TA’ARUF : Bisa rumah sang calon atau tempat yang disetujui oleh kedua belah pihak.

PACARAN : Bebas dimana saja. Tidak ada batasan tempat. Kebanyakan mereka menyukai tempat yang romantis dan sepi agar bisa leluasa untuk berduaan.

5. MATERI PERTEMUAN

TA’ARUF : Bertujuan untuk mengetahui kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan. Tak terkecuali kondisi fisik juga agar di belakang hari tak ada rasa menyesal.

PACARAN : Biasanya hanya sebagai obat rindu (nafsu?)

6. JUMLAH YANG HADIR

TA’ARUF : Minimal calon lelaki, calon perempuan, serta seorang pendamping (dari keluarga atau pihak yang bisa dipercaya). Karena jika hanya berdua maka yang menemani mereka adalah Setan.

PACARAN : Mana ada pacaran rombongan? Pastinya mereka hanya ingin berdua.

7. LAMA PROSES

TA’ARUF : Ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, maka bisa dilanjut dengan lamaran, tunangan dan kalau sudah siap tinggal nentukan tanggal pernikahan.

PACARAN : Waktunya tak terbatas. Selama mereka mau berapapun lamanya, it’s oke-oke saja.

8. JIKA TIDAK ADA KECOCOKAN

TA’ARUF : Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses bisa langsung distop. Disini masing-masing pihak saling menyadari dan bisa menerimanya sesuai dengan persetujuan awal.

PACARAN : Langsung PUTUS. Kadang tak ada alasan yang jelas tiba-tiba ditinggalkan. Dan rata-rata menyisakan kebencian dan sakit hati.

Satu pertanyaan…
Lebih mulia mana antara Ta’Aruf dan Pacaran?
Silahkan…

Note : Kami tak punya hak untuk melarang siapapun yang masih ingin berpacaran. Kami hanya menyampaikan jalan yang baik. Diikuti Alhamdulillah. Diabaikan juga tidak masalah. Karena apapun keputusan kita semuanya akan ada konsekwensinya.­ Sekedar saran jika tak suka tak perlu mencela ajakan kebaikan.

Senin, 29 April 2013

Siksaan Meninggalkan Sholat (Dunia&Akhirat)



Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu :
oleh Dearz Nnonoo Zethioo (Catatan) pada 28 April 2013 pukul 18:31
1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Shalat Zuhur : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Shalat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
5. Shalat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.

# 6 Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

# 3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

# 3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

# 3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.

Mengenai balasan bagi orang yang meninggalkan Sholat Fardu: "Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: "Siapakah ini wahai Jibril"? Jibril menjawab: "Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu". (Hadits Riwayat Tabrani, sanad shahih)

Sumber : Dari Buku Himpunan Fadhilah Amal - Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhalawi hal 107.