Kala Senja Menutup Hari

Diatas bukit berteman sepi, menatap langit. Angin berhembus meski tak terlihat tapi terasa. Terbayang luas pijakan bumi. Indah tapi waktu memisah, sore menutup pertunjukan ini. Diri inipun pergi.

Nono Setiyo

"Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24) "

Gulungan Ombak Besar

Dulu itu mantai, sering. Melihat langit biru. Mendengar deras ombak. Menatap luas lautan. Berdiri diatas pasir. Bernafas udara sejuk. Terindah adalah berjalan bersama kala ombak besar menerjang.

Abu Ubaidullah Uzzam

"Demi Allah ,, jangan korbankan akhiratmu demi kebahagian dunia yang fana. Dunia itu menipu, penuh kebohongan, dan sementara. Maka bertahanlah di atas sunnah dan segala perintah juga larangan-Nya sampai engkau menemui surga. "

Langit indah itu biru, Kamu

Tinggi, tak tergapai. Biru berubah putih berjalan menyapa. Panas, tak peduli selalu bersama. Dingin, bahkan tak tergoda.

Tampilkan postingan dengan label Contoh resensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Contoh resensi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Agustus 2013

Cerpen Romantis nan L ucu Si Ino dan Si Ima Part 2



Yang belum baca Si Ino dan Si Ima Part 1 ,Silakan baca Si Ino dan Si ImaPart 1


Alangkah baiknya anda baca Bismillah dulu sebelum membacanya.

Gue mau cerita sebentar dulu,kenapa cerita ini berlanjut karena menurut gue cerita Si Ino dan Si Ima Part 1 menurut gue sudah banyak yang baca,kasihan yang baca part 1 karena bagian akhir gue tulisi tunggu the next episode nya jadi gue bikin part 2. Nii ceritanya. Ini lanjutanya yang part 1. Yang belum baca part 1 gue saranin baca sja part 1 terlebih dahulu,nanti nggak tau ceritanya. Setelah part 1 baru part 2.

http://nono-seven.blogspot.com
Si Ino & Si Ima Part 2
          Sebagai pembuka cerita part 2 , puter alias play dulu Lagunya AVENGED SEVENFOLD yang            “I WON’T SEE YOU TONIGHT  1 ” yang part 1 saja lagunya soalnya lagu yang part 2 banyak screamnya Matt Shadow,biasanya banyak yang nggak suka kalo lagu dengan scream alias teriak teriak nggak jelas. Biasanya sii cewek banyak yang nggak suka lagu teriak teriak,padahal di balik lagu scream teriak teriak itu lagunya penuh makna arti penuh maksud yang dalam dalam kehidupan. Tapi kalo yang tau maksud tau arti tau makna lagunya wuuiiihh,, anda nangis bisa. Kaya lagunya BRING ME THE HORIZON yang “DON’T GO” SUMPAH lagunya keren habis screamnya Oliver Sykes sama suara manisnya Light suara ceweknya saat di tengah tengah sama akhir. Don’t go ,,,, Don’go ,,,, Don’t go ,,,, Don’go ,,,, Don’t go ,,,, Don’go ,,,,.

Hahaha jadi cerita masalah lagu yaaa,, langsung sajalah nii cekidotttt !!!


“Nggak papa nggak jadi hehe, Oiya gimana belajarnya bentar lagi ujian kan ? “ Tanya si Ino

“Kenapa nggak jadi ..? masih belajarnya,tinggal nunggu aja UN nya.” Jawab Si Ima

“Nggak papa kuq hehe (nyengir). Oh yauda lanjutin aja belajarnya.”

“Owh yauda. J. “ kata Si Ima

 (nggak jadi ngungkapin ceritanya) di delay.

Backsong “Dari Hati” lagunya Club Eighties lagunya Desta sama pincent duluu. Ni cuilan lagunya.

Ku ingin kau jadi miliku entah bagaimana caranya,lihatlah mataku untuk memintamu,ku ingin jalani bersamamu coba dengan sepenuh hati ku ingin jujur apa adanya dari hati.
 

Aku selalu menunggumu tetapi kamau tak pernah hadir dalam didupku.
            Hahahah kasian benerr. Ternyata Si Ino sengaja tidak mengungkapan perasaanya kareana

Jumat, 29 Maret 2013

Sifat Terpuji Sabar




Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95) 

Pengertian Sabar
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24) 

Macam-Macam Sabar
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Macam-macam Sabar dalam ketaatan.

Sabar Dalam Menuntut Ilmu
Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian, mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya.
Semoga Allah merahmati Yahya bin Abi Katsir yang pernah mengatakan, “Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam Muslim. Terkadang seseorang harus menerima gangguan dari orang-orang yang terdekat darinya, apalagi orang lain yang hubungannya jauh darinya, hanya karena kegiatannya menuntut ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan kecuali orang-orang yang mendapatkan anugerah ketegaran dari Allah.” (Taisirul wushul, hal. 12-13)

Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu
Syaikh Nu’man mengatakan, “Dan orang yang ingin beramal dengan ilmunya juga harus bersabar dalam menghadapi gangguan yang ada di hadapannya. Apabila dia melaksanakan ibadah kepada Allah menuruti syari’at yang diajarkan Rasulullah niscaya akan ada ahlul bida’ wal ahwaa’ yang menghalangi di hadapannya, demikian pula orang-orang bodoh yang tidak kenal agama kecuali ajaran warisan nenek moyang mereka.
Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan terkadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedua-keduanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah Allah sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong” (Taisirul wushul, hal. 13)

Sabar Dalam Berdakwah
Syaikh Nu’man mengatakan, “Begitu pula orang yang berdakwah mengajak kepada agama Allah harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya, karena di saat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rasul. Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah ada seorang pun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang.”
Sehingga jika dia mengajak kepada tauhid didapatinya para da’i pengajak kesyirikan tegak di hadapannya, begitu pula para pengikut dan orang-orang yang mengenyangkan perut mereka dengan cara itu. Sedangkan apabila dia mengajak kepada ajaran As Sunnah maka akan ditemuinya para pembela bid’ah dan hawa nafsu. Begitu pula jika dia memerangi kemaksiatan dan berbagai kemungkaran niscaya akan ditemuinya para pemuja syahwat, kefasikan dan dosa besar serta orang-orang yang turut bergabung dengan kelompok mereka.
Mereka semua akan berusaha menghalang-halangi dakwahnya karena dia telah menghalangi mereka dari kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan yang selama ini mereka tekuni.” (Taisirul wushul, hal. 13-14)
Sabar dan Kemenangan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Allah ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, “Dan sungguh telah didustakan para Rasul sebelummu, maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan terhadap mereka dan mereka juga disakiti sampai tibalah pertolongan Kami.” (QS. Al An’aam [6]: 34).
Semakin besar gangguan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya kemenangan. Dan bukanlah pertolongan/kemenangan itu terbatas hanya pada saat seseorang (da’i) masih hidup saja sehingga dia bisa menyaksikan buah dakwahnya terwujud. Akan tetapi yang dimaksud pertolongan itu terkadang muncul di saat sesudah kematiannya. Yaitu ketika Allah menundukkan hati-hati umat manusia sehingga menerima dakwahnya serta berpegang teguh dengannya. Sesungguhnya hal itu termasuk pertolongan yang didapatkan oleh da’i ini meskipun dia sudah mati.
Maka wajib bagi para da’i untuk bersabar dalam melancarkan dakwahnya dan tetap konsisten dalam menjalankannya. Hendaknya dia bersabar dalam menjalani agama Allah yang sedang didakwahkannya dan juga hendaknya dia bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan yang menghalangi dakwahnya. Lihatlah para Rasul shalawatullaahi wa salaamuhu ‘alaihim. Mereka juga disakiti dengan ucapan dan perbuatan sekaligus.
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Demikianlah, tidaklah ada seorang Rasul pun yang datang sebelum mereka melainkan mereka (kaumnya) mengatakan, ‘Dia adalah tukang sihir atau orang gila’.” (QS. Adz Dzariyaat [51]: 52). Begitu juga Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan demikianlah Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan orang-orang pendosa.” (QS. Al Furqaan [25]: 31). Namun, hendaknya para da’i tabah dan bersabar dalam menghadapi itu semua…” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
Sabar di atas Islam
Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122). Ingatlah bagaimana siksaan tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir dan keluarganya. Ibunya Sumayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai muslimah pertama yang syahid di jalan Allah. (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122-123)
Lihatlah keteguhan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu yang dipaksa oleh ibunya untuk meninggalkan Islam sampai-sampai ibunya bersumpah mogok makan dan minum bahkan tidak mau mengajaknya bicara sampai mati. Namun dengan tegas Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan, “Wahai Ibu, demi Allah, andaikata ibu memiliki seratus nyawa kemudian satu persatu keluar, sedetikpun ananda tidak akan meninggalkan agama ini…” (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 133) Inilah akidah, inilah kekuatan iman, yang sanggup bertahan dan kokoh menjulang walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.
Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh salafush shalih dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam.
Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka.
Ingatlah firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 102).
Ingatlah juga janji Allah yang artinya, “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya akan Allah berikan jalan keluar dan Allah akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3).
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)
Sabar Menjauhi Maksiat
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya. Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.
Di antara mereka ada yang ditenggelamkan oleh Allah ke dalam lautan, ada pula yang binasa karena disambar petir, ada pula yang dimusnahkan dengan suara yang mengguntur, dan ada juga di antara mereka yang dibenamkan oleh Allah ke dalam perut bumi, dan ada juga di antara mereka yang di rubah bentuk fisiknya (dikutuk).”
Pentahqiq kitab tersebut memberikan catatan, “Syaikh memberikan isyarat terhadap sebuah ayat, “Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 40).
“Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu maksiat kepada Allah tabaaraka wa ta’ala. Karena hak Allah adalah untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada Allah merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat kepada Allah. Janganlah mendekatinya.
Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya hendaklah dia segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan Allah. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekannya dengan berbuat kebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan Allah ‘azza wa jalla, “Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekan-kejelekan.” (QS. Huud [11] : 114). Dan juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)
Sabar Menerima Takdir
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan Allah di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)
Sabar dan Tauhid
Syaikh Al Imam Al Mujaddid Al Mushlih Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta’ala membuat sebuah bab di dalam Kitab Tauhid beliau yang berjudul, “Bab Minal iman billah, ash-shabru ‘ala aqdarillah” (Bab Bersabar dalam menghadapi takdir Allah termasuk cabang keimanan kepada Allah)
Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullahu ta’ala mengatakan dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan. Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa kesabaran.
Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah yang ditimpakan Allah kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar ketika menghadapinya.
Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh Allah jalla wa ‘ala untuk menempa hamba-hamba-Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdir.
Adapun ujian dengan dibebani ajaran-ajaran agama adalah sebagaimana tercermin dalam firman Allah jalla wa ‘ala kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits qudsi riwayat Muslim dari ‘Iyaadh bin Hamaar. Dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Allah ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengutusmu dalam rangka menguji dirimu. Dan Aku menguji (manusia) dengan dirimu’.”

Minggu, 10 Maret 2013

AKU (A Little Story Of Man)

i'm not perfect person


Ketika aku berjalan masuk ke kelas aku sangat sangat malu kemudian semua orang tidak mengenal aku,tak satupun mengetahui aku,,

Aku tidak tahu hari ini pelajaran apa ? Kemudian aku bertanya pada seorang guru,apa yang akan di PELAJARI SEKARANG,, ??
Kemudian seorang guru menyuruh aku carilah tempat duduk dan duduklah ! aku berjalan sendiri menunduk mencari tempat duduk di sebuah barisan kemudian aku dorong kebelakang sebuah kursi kemudian aku duduk melepas sebuah tas dan jacket yang kusam,,,
Aku letakan kepala keatas meja aku diam. Tak ada yang menyapaku tak satupun juga memanggil nama aku,,terdengar ribuan suara dari dalam maupun dari luar kelas,satu per satu semuanya menjadi sunyi terdiam.Aku duduk dan melihat seseorang.
Seseorang yang sedang bahagia manis tertawa ceria ,terus liad dan liad seseorang senyuman nan indah melambaikanya kemudian aku berdiri dari tempat kursi dan berjalan sendiri aku arahkan kaki menuju seseorang itu semua orang melihatnya dan terdiam.
Ketika terdengar suara sepatu penuh debu berjalan dengan langkah yang penuh harapan,perlahan dan perlahan.kemudian aku berhenti di samping sesorang.Semua orang berharap dan penuh,aku berdiri aku hirup sebuah aroma dengan panjang dan aku bisikan kudekatkan.
,pada telinga dan dengan pelan kukatakan "I LOVE YOU"

Jam menunjukan 13:15 aku kembali ketempat duduk dan melihat sebuah meja penuh air basah kubiarkan.Aku pakai kembali sebuah jaket dan kugendong sebuah tas,,berjalan dengan penuh pertanyaan dan pikiran.
berjalan di keramaian penuh motor dan mobil truck bus dan terus berjalan semakin cepat cepat berlari terus berlari semakin ke tengah jalan,penuh suara clarkson panjanggg dan aku terus berlari berlawanan dengan truck yang tak bisa berhenti 1 2 dan 3,,,
,Itulah KADO Yang TERBAIK Dan TERINDAH UNTUKMU SAYANG ...

Tertinggalah Sebuah Nama :-)

The End.

Selasa, 15 Januari 2013

Cerpen Perpisahan Yang Tak Di Inginkan


Nama  : Nono Setiyo
No       : 28
Kelas   : XII IPA 4


Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
Karya
Nono Setiyo

          Pagi yang indah dan cerah Tasya berjalan menuju sekolahan.Dia sekolah di SMA N 1 Damai ,Dia merupakan anak yang pandai,slalu mendapatkan juara dikelasnya.Karena dia anak yang pandai dan cerdas ramah tamah dia disukai banyak teman di sekolah maupun di rumahnya.Bahkan tak jarang banyak teman cowoknya banyak yang meliriknya.
          Tak lama kemudian tasya sampai di sekolah dimana tempat ia belajar,tasya memutuskan untuk berjalan kesekolah karena jarak rumah dan sekolahanya tidaklah terlalu jauh.Tasya yang biasanya jalan bersama Zaky teman sekolahnya,bahkan satu kelas kini berangkat ke sekolah sendiri karena zaky belum keluar dari rumahnya.
“Tasya…!!” Teriak temanya bernama Ira
Ira adalah teman satu meja tasya,dia adalah anak yang manja.Berbeda dengan tasya yang suka pelajaran matematika,Ira menyukai pelajaran menghafal daripada pelajaran menghitug.
“Ia..”dengan senyum tasya menjawab.
“Ini buku matematika kamu,aku sudah menulisnya,makasih ya.” Kata Ira.
“Ia,sama sama.Masuk ke kelas yukk..!!”
Kemudian mereka berdua masuk ke kelas bersama dan duduk bersebelahan.Bel masuk pun terdengar,semua murid masuk ke kelas dan duduk sambil menunggu guru meraka untuk masuk.Beberapa saat kemuadian Pak guru yang bernama Pak Ahmad masuk. Hari ini merupakan pelajaran matematika.Pelajaran yang sangat disenangi tasya.
Dengan suasana yang tenang karena belajar terdengar suara ketokan pintu dari luar kelas.
“Tok..tok..tok..!!”
“Masuk..” Pak guru menjawab
Dengan wajah yang sedikit takut dan merasa salah karena terlambat Zaky berjalan menuju meja pak guru yang lebih dulu masuk.
“Maaf saya terlambat” kata Zaky. Dengan suara yang pelan kepalanya menurun dan kedua tanganya dibelakang.
“Kenapa kamu terlambat” Tanya pak guru.
“Bangunku kesiangan pak” jawab Zaky.
“Mana PR kamu,kumpulkan sekarang..!!” Jawab pak guru dengan suara yang sedikit menakutkan.
“Maaf pak ..Saya belum mengerjakan pak.”
“Sekarang kamu kerjakan PR kamu di depan kelas dan di kumpulkan sekarang.Yang lainya PR nya dikumpulin.”
“Iya..Pak.” Saut semua murid.
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi,Zaky yang masih mengerjakan PR nya di suruh pak guru untuk istirahat dan menasehati agar tidak mengulanginya.Semua murid kemudian istirhat sejanak.Zaky yang tadi pagi terlambat menjadi bahan ejekan Tasya dan ira karena alasanya yang mengatakan bangun kesiangan.
“Saya bangun kesiangan pak..” Ira menirukan gaya Zaky.
“Apaan sih kamu.” kata Zaky  sambil menjelaskanya mengapa ia bisa terlambat.
Jam menunjukan pukul 01.15 dan saatnya mereka untuk pulang.Meraka bertiga keluar bersama.Di depan pintu gerbang mereka harus berpisah karena Ira menunggu jemputan dari sopirnya,sedangkan Tasya dan Zaky berjalan berdua karena searah jalanya,bahkan rumah mereka satu komplek dan berdampingan.Mereka berjalan berdua sambil bercanda canda dan saling mengejek.
Malam pun datang Tasya yang suka membuat puisi,ia membuat puisi yang indah di luar rumah sambil menikmati indahnya malam.Ia mempunyai keinginnan untuk mengikuti lomba puisi yang biasanya diadakan setiap satu tahun sekali di sekolahnya.Di lain tempat si Zaky yang suka melihat bintang setiap malam juga berada di luar rumah untuk melihat bintang dengan teropongnya.Karena merasa ada yang kurang kemudian Zaky menelepon Tasya untuk datang kerumah Zaky.Tak lama kemudian Tasya keluar dari rumahnya dan melihat Zaky ada di depan rumahnya dan mengajak Tasya untuk melihat bintang bersama.
Sambil melihat bintang mereka berdua bercanda canda san saling tertawa bersama.Di tangah canda mereka,Tasya menceritakan keinginya untuk mengikuti lomba baca puisi di sekolahanya.Dengan senang hati Zaky sangat mendsukung dan akan berusaha mencarikan informasi lomba tersebut.
Malam pun terus mereka lewati berdua dan bintang pun semakin banyak sdan terang.Sambil melihat bintang yang insah Zaky menjelaskan tentang bintang dan berbagai rasi rasi bintang yang terlihat mala m ini pada Tasya.Dengan serius, Tasya yang juga melihat bintang terus mendengarkan penjelasan tentang bintang –bintang yang mereka lihat.Zaky terus menjelaskan tentang bintang bintang yang tewrlihat mala m ini,dan ternyata Zaky tidak sadar kalau Si Tasya sudah tidur lelap di belakangnya.
“Tasya…bangun bangun hey.” Zaky berusaha membangunkanya.
“Ia bintang bagus banget” jawab Tasya masih keadaan ngantuk tertidur.
“Bagus apaan..orang kamu tidur.”
Dengan kaget Tasya bangun sambil tersenyum pada Zaky.
“Hehehe,bintangnya bagus,,”
“Yeee malah tidur kamu.”
“Kamu sih jelasinnya tanpa tanda titik koma sih,jadi ngantuk saya.”
Kemudian Tasya yang sudah ngantuk diantar pulang Zaky sambil menggendongnya,begitu juga dengan Zaky yang sudah merasa sepi karena Tasya tidak ada,memutuskan untuk berhenti melihat bintang dan tidur.
“Tasya..sarapan dulu sebelum berangkat sekolah. “ Kata Ibu Tasya.
“Ia..ini mau sarapan.” jawab tasya.
Seperti biasa Tasya selalu pamitan pada orang tuanya.Di luar rumah zaky sudah menunggu berdiri bajunya tidak dimasukan.Tak lama kemudian Tasya keluar sdari rumahnya dan berangkat sekolah bersam a berdua bersama Zaky.Mereka berdua jalan kaki.
Tibalah di sekolahan sdan bertemu teman temanya begitu juga Ira.Karena Zaky ingin ke toilet terpaksa Tasya masuk ke kelas sendirian.Tak lama setelah dari toilet Zaky melihat Ira sedang membaca Majalah dinding,kemudian Zaky menghampiri Ira.
“Hey.”  Secara tiba tiba
“Zaky,,bikin kaget saja.” jawab Ira
“Lagi apa kamu?” Tanya Zaky
“Lagi baca Mading niii.” jawab Ira
Sambil ngobrol dengan Ira Zaky juga ikut membaca Majalah Dinding,secara tak sengaja Zaky membaca Mading yang isinya akan di adakan lomba baca puisi,kemudian Zaky menelphone Tasya yang susdah masuk kelas memberi tahu bahwa sekolahan akan di adakan lomba baca puisi.Zaky juga mencerikan pada Ira tentang keinginan Tasya yang ingin mengikuti lomba tersebut.
Tak lama kemudian Tasya datang menghampiri Zaky dan Ira,kemudian dengan wajah yang senang sambil tersenyum Tasya membaca Mading itu sendiri.Tak menunggu lama kemudian Tasya  mengajak Zaky dan Ira untuk mendaftarkan lomba tersebut.Dengan wajah wajah yang bahagia meraka bertiga berjalan menuju Ketua penyelenggara dan mendaftarkanya.
Hari Demi hari,persiapan demi persiapkan di siapkan untuk mengikuti lomba ini.Hari lomba pun tiba,Tasya Ira sdan Zaky pun berangkat ke sekolah dan langsung menuju tempat pementasan lomba baca pusi yang diadakan sekolahan.Mereka bertiga duduk bersebelahan sambil menunggu giliran tasya untuk menunjukan bakatnya.
“Dianda Tasya… “ sang juri memanggilnya.
Tasya berdiri di panggung yang besar dan membacakan puisi yang pernah dibuatnya.Di akhir perlombaan di umumkanlah pemenang lomba tersebut,dengan wajah wajah yang tegang mereka bertiga dengan serius mendengarkanya.Di saat juri mengumumkan juara pertama nama Tasya lah yang di panggil,dengan sangat bahagia mereka bertiga merayakanya.Dan Tasya pun mendapat penghargaan berupa piala juara Pertama lomba baca puisi.
Satu bulan kemudian mereka akan menghadapi ujian semester akhir kenaikan.Mereka selalu belajar bersama di rumah salah satu di antara mereka.Tibalah waktunya menghadapi semester akhir selama satu minggu.Satu minggu kemudian mereka menerima raportnya.
Seperti sekolah lainya sehabis menerim lapor kenaikan kelas,sekolah meliburkan semua murid muridnya selama 3 minggu.Mereka bertiga tidaklah liburan bersama karena Tasya liburan ke Bandung menyusul Ibunya yang sudah duluan,sedangkan Zaky liburan ketempat neneknya dan Ira hanya liburan di tempat tinggalnya.
Dua minggu dari tiga minggu liburan Zaky mendengar kabar dari ayah Tasya bahwa Tasya ingin sekolah di Bandung,dengan sangat sedih Zaky menceritakan kabar ini pada Ira,Ira pun tak percaya karena mereka bertiga bersahabt sangat erat.
Hari masuk pun tiba,dan ternyata benar Tasya sudah benar-benar pindah sekolah,karena meja yang biasa di tempati Si Tasya kosong begitu juga Zaky yang biasanya berangkat bersama Tasya terlihat berangkat sindiri.Ira dan Zaky sangat sedih karena salah satu teman mereka sudah pindah sekolah dan tak bisa bertemu seperti hari hari biasa yang mereka lewati,begitu juga dengan Zaky,Zaky yang selama ini ada rasa dengan Tasya pun sangat sedih karena tidak bisa mengungkapakan perasaanya pada Tasya begitu juga sudah tak bisa melihat bintang bersama setiap malam dan berangkat bersama lagi dengan Tasya.