Kala Senja Menutup Hari

Diatas bukit berteman sepi, menatap langit. Angin berhembus meski tak terlihat tapi terasa. Terbayang luas pijakan bumi. Indah tapi waktu memisah, sore menutup pertunjukan ini. Diri inipun pergi.

Nono Setiyo

"Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24) "

Gulungan Ombak Besar

Dulu itu mantai, sering. Melihat langit biru. Mendengar deras ombak. Menatap luas lautan. Berdiri diatas pasir. Bernafas udara sejuk. Terindah adalah berjalan bersama kala ombak besar menerjang.

Abu Ubaidullah Uzzam

"Demi Allah ,, jangan korbankan akhiratmu demi kebahagian dunia yang fana. Dunia itu menipu, penuh kebohongan, dan sementara. Maka bertahanlah di atas sunnah dan segala perintah juga larangan-Nya sampai engkau menemui surga. "

Langit indah itu biru, Kamu

Tinggi, tak tergapai. Biru berubah putih berjalan menyapa. Panas, tak peduli selalu bersama. Dingin, bahkan tak tergoda.

Selasa, 15 Januari 2013

Cerpen Perpisahan Yang Tak Di Inginkan


Nama  : Nono Setiyo
No       : 28
Kelas   : XII IPA 4


Perpisahan Yang Tak Di Inginkan
Karya
Nono Setiyo

          Pagi yang indah dan cerah Tasya berjalan menuju sekolahan.Dia sekolah di SMA N 1 Damai ,Dia merupakan anak yang pandai,slalu mendapatkan juara dikelasnya.Karena dia anak yang pandai dan cerdas ramah tamah dia disukai banyak teman di sekolah maupun di rumahnya.Bahkan tak jarang banyak teman cowoknya banyak yang meliriknya.
          Tak lama kemudian tasya sampai di sekolah dimana tempat ia belajar,tasya memutuskan untuk berjalan kesekolah karena jarak rumah dan sekolahanya tidaklah terlalu jauh.Tasya yang biasanya jalan bersama Zaky teman sekolahnya,bahkan satu kelas kini berangkat ke sekolah sendiri karena zaky belum keluar dari rumahnya.
“Tasya…!!” Teriak temanya bernama Ira
Ira adalah teman satu meja tasya,dia adalah anak yang manja.Berbeda dengan tasya yang suka pelajaran matematika,Ira menyukai pelajaran menghafal daripada pelajaran menghitug.
“Ia..”dengan senyum tasya menjawab.
“Ini buku matematika kamu,aku sudah menulisnya,makasih ya.” Kata Ira.
“Ia,sama sama.Masuk ke kelas yukk..!!”
Kemudian mereka berdua masuk ke kelas bersama dan duduk bersebelahan.Bel masuk pun terdengar,semua murid masuk ke kelas dan duduk sambil menunggu guru meraka untuk masuk.Beberapa saat kemuadian Pak guru yang bernama Pak Ahmad masuk. Hari ini merupakan pelajaran matematika.Pelajaran yang sangat disenangi tasya.
Dengan suasana yang tenang karena belajar terdengar suara ketokan pintu dari luar kelas.
“Tok..tok..tok..!!”
“Masuk..” Pak guru menjawab
Dengan wajah yang sedikit takut dan merasa salah karena terlambat Zaky berjalan menuju meja pak guru yang lebih dulu masuk.
“Maaf saya terlambat” kata Zaky. Dengan suara yang pelan kepalanya menurun dan kedua tanganya dibelakang.
“Kenapa kamu terlambat” Tanya pak guru.
“Bangunku kesiangan pak” jawab Zaky.
“Mana PR kamu,kumpulkan sekarang..!!” Jawab pak guru dengan suara yang sedikit menakutkan.
“Maaf pak ..Saya belum mengerjakan pak.”
“Sekarang kamu kerjakan PR kamu di depan kelas dan di kumpulkan sekarang.Yang lainya PR nya dikumpulin.”
“Iya..Pak.” Saut semua murid.
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi,Zaky yang masih mengerjakan PR nya di suruh pak guru untuk istirahat dan menasehati agar tidak mengulanginya.Semua murid kemudian istirhat sejanak.Zaky yang tadi pagi terlambat menjadi bahan ejekan Tasya dan ira karena alasanya yang mengatakan bangun kesiangan.
“Saya bangun kesiangan pak..” Ira menirukan gaya Zaky.
“Apaan sih kamu.” kata Zaky  sambil menjelaskanya mengapa ia bisa terlambat.
Jam menunjukan pukul 01.15 dan saatnya mereka untuk pulang.Meraka bertiga keluar bersama.Di depan pintu gerbang mereka harus berpisah karena Ira menunggu jemputan dari sopirnya,sedangkan Tasya dan Zaky berjalan berdua karena searah jalanya,bahkan rumah mereka satu komplek dan berdampingan.Mereka berjalan berdua sambil bercanda canda dan saling mengejek.
Malam pun datang Tasya yang suka membuat puisi,ia membuat puisi yang indah di luar rumah sambil menikmati indahnya malam.Ia mempunyai keinginnan untuk mengikuti lomba puisi yang biasanya diadakan setiap satu tahun sekali di sekolahnya.Di lain tempat si Zaky yang suka melihat bintang setiap malam juga berada di luar rumah untuk melihat bintang dengan teropongnya.Karena merasa ada yang kurang kemudian Zaky menelepon Tasya untuk datang kerumah Zaky.Tak lama kemudian Tasya keluar dari rumahnya dan melihat Zaky ada di depan rumahnya dan mengajak Tasya untuk melihat bintang bersama.
Sambil melihat bintang mereka berdua bercanda canda san saling tertawa bersama.Di tangah canda mereka,Tasya menceritakan keinginya untuk mengikuti lomba baca puisi di sekolahanya.Dengan senang hati Zaky sangat mendsukung dan akan berusaha mencarikan informasi lomba tersebut.
Malam pun terus mereka lewati berdua dan bintang pun semakin banyak sdan terang.Sambil melihat bintang yang insah Zaky menjelaskan tentang bintang dan berbagai rasi rasi bintang yang terlihat mala m ini pada Tasya.Dengan serius, Tasya yang juga melihat bintang terus mendengarkan penjelasan tentang bintang –bintang yang mereka lihat.Zaky terus menjelaskan tentang bintang bintang yang tewrlihat mala m ini,dan ternyata Zaky tidak sadar kalau Si Tasya sudah tidur lelap di belakangnya.
“Tasya…bangun bangun hey.” Zaky berusaha membangunkanya.
“Ia bintang bagus banget” jawab Tasya masih keadaan ngantuk tertidur.
“Bagus apaan..orang kamu tidur.”
Dengan kaget Tasya bangun sambil tersenyum pada Zaky.
“Hehehe,bintangnya bagus,,”
“Yeee malah tidur kamu.”
“Kamu sih jelasinnya tanpa tanda titik koma sih,jadi ngantuk saya.”
Kemudian Tasya yang sudah ngantuk diantar pulang Zaky sambil menggendongnya,begitu juga dengan Zaky yang sudah merasa sepi karena Tasya tidak ada,memutuskan untuk berhenti melihat bintang dan tidur.
“Tasya..sarapan dulu sebelum berangkat sekolah. “ Kata Ibu Tasya.
“Ia..ini mau sarapan.” jawab tasya.
Seperti biasa Tasya selalu pamitan pada orang tuanya.Di luar rumah zaky sudah menunggu berdiri bajunya tidak dimasukan.Tak lama kemudian Tasya keluar sdari rumahnya dan berangkat sekolah bersam a berdua bersama Zaky.Mereka berdua jalan kaki.
Tibalah di sekolahan sdan bertemu teman temanya begitu juga Ira.Karena Zaky ingin ke toilet terpaksa Tasya masuk ke kelas sendirian.Tak lama setelah dari toilet Zaky melihat Ira sedang membaca Majalah dinding,kemudian Zaky menghampiri Ira.
“Hey.”  Secara tiba tiba
“Zaky,,bikin kaget saja.” jawab Ira
“Lagi apa kamu?” Tanya Zaky
“Lagi baca Mading niii.” jawab Ira
Sambil ngobrol dengan Ira Zaky juga ikut membaca Majalah Dinding,secara tak sengaja Zaky membaca Mading yang isinya akan di adakan lomba baca puisi,kemudian Zaky menelphone Tasya yang susdah masuk kelas memberi tahu bahwa sekolahan akan di adakan lomba baca puisi.Zaky juga mencerikan pada Ira tentang keinginan Tasya yang ingin mengikuti lomba tersebut.
Tak lama kemudian Tasya datang menghampiri Zaky dan Ira,kemudian dengan wajah yang senang sambil tersenyum Tasya membaca Mading itu sendiri.Tak menunggu lama kemudian Tasya  mengajak Zaky dan Ira untuk mendaftarkan lomba tersebut.Dengan wajah wajah yang bahagia meraka bertiga berjalan menuju Ketua penyelenggara dan mendaftarkanya.
Hari Demi hari,persiapan demi persiapkan di siapkan untuk mengikuti lomba ini.Hari lomba pun tiba,Tasya Ira sdan Zaky pun berangkat ke sekolah dan langsung menuju tempat pementasan lomba baca pusi yang diadakan sekolahan.Mereka bertiga duduk bersebelahan sambil menunggu giliran tasya untuk menunjukan bakatnya.
“Dianda Tasya… “ sang juri memanggilnya.
Tasya berdiri di panggung yang besar dan membacakan puisi yang pernah dibuatnya.Di akhir perlombaan di umumkanlah pemenang lomba tersebut,dengan wajah wajah yang tegang mereka bertiga dengan serius mendengarkanya.Di saat juri mengumumkan juara pertama nama Tasya lah yang di panggil,dengan sangat bahagia mereka bertiga merayakanya.Dan Tasya pun mendapat penghargaan berupa piala juara Pertama lomba baca puisi.
Satu bulan kemudian mereka akan menghadapi ujian semester akhir kenaikan.Mereka selalu belajar bersama di rumah salah satu di antara mereka.Tibalah waktunya menghadapi semester akhir selama satu minggu.Satu minggu kemudian mereka menerima raportnya.
Seperti sekolah lainya sehabis menerim lapor kenaikan kelas,sekolah meliburkan semua murid muridnya selama 3 minggu.Mereka bertiga tidaklah liburan bersama karena Tasya liburan ke Bandung menyusul Ibunya yang sudah duluan,sedangkan Zaky liburan ketempat neneknya dan Ira hanya liburan di tempat tinggalnya.
Dua minggu dari tiga minggu liburan Zaky mendengar kabar dari ayah Tasya bahwa Tasya ingin sekolah di Bandung,dengan sangat sedih Zaky menceritakan kabar ini pada Ira,Ira pun tak percaya karena mereka bertiga bersahabt sangat erat.
Hari masuk pun tiba,dan ternyata benar Tasya sudah benar-benar pindah sekolah,karena meja yang biasa di tempati Si Tasya kosong begitu juga Zaky yang biasanya berangkat bersama Tasya terlihat berangkat sindiri.Ira dan Zaky sangat sedih karena salah satu teman mereka sudah pindah sekolah dan tak bisa bertemu seperti hari hari biasa yang mereka lewati,begitu juga dengan Zaky,Zaky yang selama ini ada rasa dengan Tasya pun sangat sedih karena tidak bisa mengungkapakan perasaanya pada Tasya begitu juga sudah tak bisa melihat bintang bersama setiap malam dan berangkat bersama lagi dengan Tasya.








Cerpen Pergi Tak Kembali

                                                                        Nama              : Fatahillah Al Malik
No.                  : 17
Kelas        : XII IPA4


PergitakKembali

          Hariyang cerah,mataharitersenyumdengansinarnya yang menghangatkankehidupan.langit yang birudihiasiawan-awanputihnampakindahdanmenyejukkanhati. Burung-burungpunberkicauanmenyambutdimulainyaharibaru.
          Seorangremajaberjalanlesudenganpenyesalannampak di wajahnya.Diamerasakecewakarenatidakmeneruskanbelajar di sekolahfavoritnyasetelah lulus dari SMP N 1 Kintamani,Bali. Diabernama Tama.
          Pagiitu Tama hendakberangkatkesekolahbersamatemannya.Diaduduk di bangkukelas X SMA N 6 Denpasar,Bali. Sekolah yang sebenarnyatidakdiinginkannya.Tama adalahsiswa yang cukuppintartetapidiapemalas. Di sekolahdiakenaldenganseorangwanitabernamaAmi,temansatukelas yang kinimenjaditemandekatnya. Ami anak yang solehahdantaatberibadah.Merekamemilikihubungan yang sangatdekat,kedekatanmerekaberlanjutsampaikeduannyanaikkelas XI. Kebetulan Tama dan Ami memilihjurusan yang samayaitu program IPA. Di kelas XI merekadipertemukankembalidalamsatukelas.Kebersamaannyamenimbulkanbenih-benihcintadiantaramereka,tetapihubunganmerekahanyasebatassahabatsaja. Semakineratpersahabatanmakasemakinbanyakmasalah yang menghadang.Akhirnyatimbulbanyakmasalahdiantaramereka. Ami yang tidakinginpersahabatannyahancurmemilihuntukmenjauhiTama,begitu pula dengan Tama yang memilihuntukmenyendiri.
          Saatduduk di kelasXI,Tamamempunyaitemanbaru,seorangwanita yang menarikperhatiannyasejakkelas X lalu. Diaseringmemperhatikandanmemandanginyadarijauhkarenabelumsalingkenal.Tetapisekarangwanita yang dikaguminyaitukinimenjaditemanakrabnya.WanitaitubernamaNina,diabanyakmengajarkanhal-halbarukepadaTama,hal-halyang belumpernahialakukan. Nina sangatmerubahhidup Tama.Hubunganakrabmerekamenimbulkanbanyakfitnahdariteman-temannya.Temannyamenyangkabahwamerekaberduaberpacaran,tetapikenyataannyatidakbegitu.
          Sebenarnya Tama sudahmemilikikekasih,seorangwanita yang dikenalnyasaatawalpendaftaranmasuk SMA yaitu Ana. Tama dan Ana sudah lama menjalinhubungantersebut.Hubunganmerekaberjalansepertibiasa,hinggaakhirnyahubunganmerekaharuskandas di tengahjalankarenakurangnyakomunikasikeduanya .Setelahitu Tama mulaimelupakan Ana danmemilihuntukdekatdengan Nina.
          Sore hariketika Tama melamunsendiritiba-tibamunculwajah Nina dipikirannya,diapunlangsungmenghubungi Nina.
          “ Sore,besukadatugasapa? ”,Tanya Tama melaluipesansingkatnya.
          “ Sorejuga,kayaknyanggakadatugas ”,jawab Nina dengansedikitkeraguan.
          Kedekatanmerekaterusberlanjuthinggaakhirnya Tama mengungkapkanperasaan yang selamainidiapendam.
          “Tau nggak!Sebenarnyaakusudah lama memperhatikanmu,bahkansebelumakumengenalmu”,kata Tama denganhatiberdebar-debar.
          Walaupunsedikitmalu Nina jugamenjawabdanmenceritakanperasaannyasaatitu.SamasepertiTama,sebenarnya Nina daridulujugaseringmemperhatikan Tama. Dari situlahhubunganmerekasemakintakterpisahkan.
          Haridemi haribergantikehidupan Tama mulaiberubahsemenjakiakenaldengan Nina. Diamerasamendapatkankenyamananbersama Nina.Walaupunbanyakperbedaanantaramerekatetapitidakmenggoyahkanhubungan yang merekajalanikarenamerekaberduamemilikisatupedomanhidup. “Perbedaanlah yang membuatkitasama”. Kata-kata itrumenjadiprinsipkebersamaan yang merekapercayai.
          Saat di sekolah,Tamaterlihatlesudanlemas. Nina yang mengetahuihalitumulaimengkhawatirkankeadaan Tama.Sering kali Tama diajaknyauntukberobattetapidiaselalumenolakajakanitudeganberbagaialasan.
          Senjahari Tama duduk di depanrumah,saatitudiamerasakanpusing yang teramatsangatdisertaimunculnyadarahdarihidungnya. Dari dulu Tama memangmenderitapenyakit yang cukupmengkhawatirkan.Tidakbanyakteman yang mengetahuipenyakitnyaitukarenadiaterkesanuntukmenutupdirinya,bahkan Nina belumtahuapapenyakit yang diderita Tama.
          Hubungan Tama dan Nina semakindekat,walaupunsalingsukamerekatidakinginberpacarandahulusampaikelulusanresmidarisekolahdiumumkan. Takterasaharicepatberlalu,saatliburpanjangkenaikankelas XII banyakcobaan yang menghadangkedekatanmereka. Salah satunyamasalahkomunikasidiantarakeduanya.Setelahbeberapahari Tama tidakmenghubungiNina,hal yang tidakdiinginkanpunterjadi. Nina yang dulunyaperhatiankinimulaimenjauhi Tama.Liburpanjangitumembawapetakapadakedekatanmereka.
          Pagiharisaataktifitasbelajardimulailagi Tama dan Nina sudahduduk di kelas XII.Hariitu Tama melihatjelasperbedaan yang dialami Nina sahabatnyaitu, Nina mulaimenjauhdankelihatanmenutup-nutupisesuatudari Tama.Sesungguhnya Tama mengetahuiapa yang terjadipada Nina. Tama diberitahuTyotemansebangkunya,bahwa Nina sudahmemilikitemandekatbarumungkinjugaitukekasihbarunya. Mendengaritudiahanyatersenyumdanturutbahagiatetapidalamhatidiamerasasangatkecewa,diatidaktahuapa yang harusdilakukannya.
          Malamharisebelumtidur Tama memikirkankesalahanapa yang pernahdiperbuatnyahinggasahabatnyaitumenjauhinya. Diamerasakecewadanjugakesal, 4 bulanberlalutanpaadasenyumsedikitpundariwajah Nina yang ditujukanuntuk Tama.Tama mulaimerasakansakitpadahatinya yang diakibatkanmenjauhnya Nina darihidupnya.
          “Apakahmungkindiatulangrusukku?”,pikir Tama sambilmemegangrusuk yang melindungihatinya yang sakit.
          Keesokanharinyasaatsemua orang beraktifitasdanparapelajarberangkatsekolah,Ibu Tama mulaikhawatir.
          “Bangun…!Tidakbiasanyakamutidurselelapini”,teriakIbu Tama sambilmengetukpintukamar Tama. Tidakadarespondanjawabandaridalamkamar.Ibunyasemakinbertambahkhawatir.PintupunterbukasendiridanIbu Tama masukmendekatiTama yang tertidurlelap.Dibangunkananaknyasecarahalus,tetapi Tama tidakbergeraksedikitpun. Ditariknyatubuh Tama daritempattidur.Diaterkejutmelihattempattiduranaknyapenuhdengandarah.Tidaktahuapa yang terjadiIbunyasemakincemas. Tubuh Tama dingin,kakudanpucat. Ibu Tama seketikaitulangsungberteriakhisterisdanmenangis.Anak yang sangatdicintainyasudahpergimeninggalkannya.Tama pergiuntukselamanya.Diapergimeninggalkantanya. Kesalahanapa yang telahdiaperbuat.
          Mendengar Tama meninggal Nina dantemandekat Tama hanyabisabersedihdan Nina sedikitmenyesal.Hariitutanggal 6 DesembertepatulangtahunTama,dia di semayamkanbersamapenyesalandansebuahpertanyaan yang kinimasihmenjadimisteri.

Gurindam Dua Belas Pasal ( +Makna)

Gurindam Dua Belas 12

Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:

Barang siapa tiada memegang agama,sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat,maka ia itulah orang ma’rifat Barang siapa mengenal Allah,suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Barang siapa mengenal diri,maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari. Barang siapa mengenal dunia,tahulah ia barang yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat,tahulah ia dunia melarat.

Gurindam II
Ini gurindam pasal yang kedua:

Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.

Gurindam III
Ini gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

Gurindam IV
Ini gurindam pasal yang keempat:

Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Gurindam V
Ini gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,

Gurindam VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Gurindam X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

Gurindam XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Gurindam XII
Ini gurindam pasal yang kedua belas:

Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
( Perintis Sastra, 1951)

Conoh Percakapan Bhs Inggris At The Traditional Market

Percakapan Bahasa Inggris di Pasar antara Ibu Ratna dan penjual ini hanyalah contoh saja. Karena jika di Indonesa sangat jarang sekali penjual di pasar bisa berbahasa Inggris. Tetapi contoh percakapan di pasar ini sangat penting, barangkali Anda bepergian ke luar negeri dan harus berbelanja sendiri ke pasar. Tentu Anda dituntut untuk bisa menguasai percakapan bahasa inggris di Pasar.
Dalam percakapan bahasa inggris di pasar ini, Ibu Ratna memiliki alasan sendiri mengapa, dia lebih memilih berbelanja di pasar dibandingkan ke supermarket. Di pasar kita bisa menemukan lebih lengkap dan banyak pilihan dibandingkan di supermarket. Tetapi berbelanja dipasar tetap harus cerdas, mau memeriksa sendiri kesegaran dari setiap barang yang dibeli terutama sayuran, buah-buahan dan daging.
Contoh Percakapan Bahasa Inggris di Pasar
[Mrs. Ratna and his little daughter, Amelia is going to a traditional market]
Amelia : Um Mommy, why are we going to a traditional market? Why don’t we go to a supermarket? Supermarket sells vegetables and fruits too, right?
Mrs. Ratna: That’s right, my dear. But supermarket generally doesn’t give us too many foodstuffs to choose. Traditional market is much more complete than supermarket.
Amelia : But it’s hot, smelly, muddy, and dirty in here compared to the supermarket that’s clean and cool.
Mrs. Ratna: This is what is called the real shopping at the market. When I was at your age, I always came with Grandma to go shopping at a traditional market.
Amelia : Really?
Mrs. Ratna: Yeah. Now let’s go to that green-grocery stall first.
Amelia : Yes, Mom [smiling]
[At green-grocery stall]
Seller : Good morning, Ma’am. Do you need something?
Mrs. Ratna: Yes, I need a cabbage, half a kilogram of carrots and potatoes, and some leeks.
Seller : Um… let me see. Here you are, Ma’am. Do you need anything else?
Mrs. Ratna: I think that’s all
Seller : So…. these all cost Rp. 20,000.
Mrs. Ratna: Here you are.
Seller : Here is your change, Ma’am. Thank you and come again.
Mrs. Ratna: You’re welcome.

Amelia : Now what else to buy, Mom?
Mrs. Ratna: We need meat. Let’s go to butcher stall.
[At butcher stall]
Mrs. Ratna: Hey, good morning, Mr. Joko!
Mr. Joko: Oh, good morning, Mrs. Ratna! Are you going to buy meat?
Mrs. Ratna: Yes, I need half a kg of meat. I need tenderloin. Is every meat sold here really fresh?
Mr. Joko: Of course! I always sell fresh meats that I get directly from supplier every single day. Are you afraid I’m selling gelonggongan meat? Don’t be worried. You can see my meats are all hung up. This is a proof that I’m not selling such a gelonggongan meat. If it’s a gelonggongan meat, there will be water drops falling from the meat. And if you touch or squeeze the meat, it’s dry, rubbery, and coming with fresh blood color.
Mrs. Ratna: [smiling] Alright, I trust you that these meats are really fresh.
Mr. Joko: Alright then. You want me to chop the meat or you do it yourself?
Mrs. Ratna: It’s okay. I will chop the meat myself.
Mr. Joko: Alright, here you are. The price for the meat is Rp 35,000.
Mrs. Ratna: Here you are. Thank you, Mr. Joko.
Mr. Joko: You’re welcome

Mrs. Ratna: One lesson for you, Dear. If you’re going to shop at market like this, you have to check the freshness of anything you’re going to buy first.
Amelia : Alright, Mom!
Mrs. Ratna: By the way, do you know what I’m going to cook?
Amelia: Um…. Meat, carrots, cabbage, potatoes…. You’re going to cook vegetable soup!
Mrs. Ratna: Smart girl!
Amelia : Yum… I like it!

http://www.belajaringgris.net/percakapan-bahasa-inggris-di-pasar.html

Contoh Drama Beserta Unsur Intinsiknya


 “SAKIT ANEH SANG BAGINDA”



“SAKIT ANEH SANG BAGINDA”

Narator : Disebuah negeri timur tengah, berdrilah sebuah kerajaan yang sangat besar dan megah. Tanahnya subur dan berlimpah ruah hasilnya, membuat rakyatnya hidup rukun dan sejah terah. Apalagi kerjaan itu dipimpin oleh seorang raja yang tampan dan gagah berani, membuat negeri itu aman dan damai. Saksikanlah……….!!!

Adegan I

Baginda : (Sambil meletakan swendoknya dalam piringya Islu menarik nafas panjang dalam-dalam dengan tatapan matanya, yang sayup memperhatikan hidangan yang disiapkan). Permaisuriku….?

Permaisuri : ”Ada apa bagindaku…..?

Baginda : “Begini permaisuriku, perutku tersa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah sehingga selera makanku menjadi hilang”

Permaisuri : “Ma’af bagindaku, mungkin masakannya kurang enak ya?”

Baginda : “Tidak permaisuriku, makananya sudah enak sekali.”

Pemaisuri : (Permaisuri tidak putus asa, lau memanggil dayangnya). “Dayang….dayang, kemarilah….!

Dayang : (Dengan rergesah-gesah sambil membungkukan badan). “permaisuri memanggil hamba….?”

Pemaisuri : “Ambilkan masan jamur untuk baginda!”

Dayang : “ Baiklah, hamba segera melaksanakan tittah paduka.” (sambil memebawa makanan), “ini makanan untuk paduka, permaisuri”

Permaisuri : “Kembalilah danyangku. Paduka cobalah makan ini mungkin bias mengembalikan selerah makan baginda.”

Baginda :(Mengambil satu sendok nasi lalu mencicipinya…..kemudian)”kauk…kuak…kuak.” (sampai muntah)

Permaisuri : (Dengan tergesah-gesah). “dayang…..dayang…tolong panggilkan tabib kerajaan!”

Dayang : “Ia permaisuri (dengan tergesah-gesah dayang keluar dari ruangan itu dan memanggil tabib. Kemudian dalam waktu yang singkat, dayang kembali dengan seorang tabib kerajaan).

Tabit : “ Ampun permaisuri, adakah yang bisa hambah perbuat….?”

Permaisuri : “Begini tabib, hampir sebulan ini selerah makan baginda terganggu.”

Tabit : “Hamba mohon ampun baginda, ijinkan hamba memeriksa keadaan baginda. (tabib mendekati baginda dan langsung memeriksanya).

Permaisuri : “Bagaimana keadaannya….tabib….?”

Tabib : “Mohon ampun paduka, hamba tidak dapat menemukan penyakit dalam diri baginda, sekali lagi ma’af permaisuri.”

Permaisuri : (Menggeleng-gelengkan kepalanya), “bagaimana ini tabib, apakah tidak ada jalan lain lagi untuk mengetahui penyakit baginda raja….?

Tabib : “Mohon amapun permaisuri, hamba sarankan kalau bisa memanggil abunawas yang mungkin bisa menyembuhkan penyakit baginda raja.

Narator : Pergilah tabib menemui abunawas dan berceritalah mereka tentang penyakit aneh sang baginda raja. Apakah baginda raja dapat disembuhkan…? Apakah abunawas mampu melakukan yang terbaik unttu baginda raja? Saksikan……..!!!

Adegan II

Tabib : “ Abunawas” (sambil menundukkan kepala). “salam sejahtera baginda raja”

Baginda : Apakah kamu yang bernama abunawas….?

Abunawas : “ Mohon ampun baginda, hamba yang bernama abunawas”

Baginda : “ Apakah kamu bisa mengobati penyakitku ini….?

Abunawas : “ Ampun baginda raja, hamba sudah mendengar semua dari tabib kerajaan tentang apa yang paduka derita.”

Baginda : “ Menurutmu, adakah obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini….?”

Abunawas : “ Ada paduka yang mulia.”

Baginda : (Sambil berdiri dengan wajah yang berseri- seri ). “Obat apakah itu abunawas….?

Abunawas : “ Hamba punya saran, di hutan tutupan ada kijang berbulu putih yang dagingnya sagat lezat.”

Baginda : “ Lalu….?”

Abunawas : “ Syaratnya…. Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih itu, apakah baginda sanggup….?”

Baginda : “ Baiklah abunawas, saya sanggup dan besok pagi kita berangkat.” (tanpa ragu-ragu).

Narator : Kemudian pulanglah abunawas ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari singgasana. Abunawas pulang untuk mempersiapkan senua perlengkapan yang akan dibawah. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Baginda, abunawas dan prajurit kerajaan sudah siap di depan singgasana untuk melakukan perjalanan. Mari…..! kita saksikan adegan berikut ini…..!!!

Adegan III

Baginda : “ Abunawas, apakah semua perlengkapan sudah disiapkan?”

Abunawas : “ Bagaimana prajurit, apakah perlengkapan dari singgasana sudah disiapkan?”

Prajurit 1,11 : “Ampun baginda semuanya sudah siap.”

Baginda : “ Kita berangkat sekarang.”

Narator : Rombongan paduka berangkat dengan membawa perlengkapan berburu, tetapi abunawas sengaja membawa nasih putih, air putih, garam, dan asam. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan namun, untuk mencapai tujuan, merekapun dengan bersemangat melanjutkan perjalanannya. Maka tibalah mereka di tegah-tegah hutan. Saksikan…!!!

Adegan IV

Baginda : “ Abunawas, selama perjalanan sampai di tengah hutan ini, tidak satupun binatang yang kita temukan.”

Abunawas : “ Memang betul paduka yang mulia, di sini ada semak-semak duri.”

Baginda : “ Kalau disini hanya semak-semak duri, lalu di mana kijang berbulu putih itu….?”

Abunawas : (Diam sejenak sambil tersenyum). “Begini baginda raja, konon kabar kijang berbulu putih itu muncul secara tiba-tiba.”

Baginda : (Sambil mengusap keringat dan menghela napas panjang). Oh… begitu ya abunawas?

Abunawas : “ Ya baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber air.”

Baginda : “ Baiklah abunawas.”

Prajurit 1 : “ Mohon ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.”

Abunawas : “ Oh…benar paduka. Lebih baik kita segera ke sana.”

Narrator : Lalu dengan langkah pasti, paduka bersama abunawas, dan prajurit-prajuritnya bergegas menuju sumber mata air dan tidak lama kemudian mereka tiba di sumber mata air tersebut. Saksikan….!!!

Adegan V

Baginda : (Menghela napas panjang). “ oh….indah sekali abunawas keadaan ala mini, airnya sangat jernih yang membuatku tidak tahan lagi untuk meminumnya. Dengan air ini, benar-benar menghilangkan dahagaku.”

Abunawas : “Betul paduka, air sangat jernih.”

Prajurit 1,11 : “Mohon ampun paduka, ijinkan hamba memita paduka untuk beristirahat di sini (menunjukkan tempat yang disediakan).”

Baginda : “Terimah kasih prajuritku.” (berjalan memnuju tempat istirahat)

Abunawas : “Ampun baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu. (sambil menuju ke arah muara yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).”

Baginda : “Oh…silakan abunawas, kebetulan perutku sudah lapar.”

Abunawas : “mohon ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.”

Narrator : Lalu abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka benar-benar menemukan ikan di muara….?

Adegan VI

Prajurit 11 : “Abunawas, lihatlah ternyata di muara ini banyak sekali ikannya dan sungguh menakjutkan.”

Abunawas : “Oh….betul sekali prajurit.jika kita bisa menangkapnya maka kita akan menikmatinya sampai puas. (sambil menanjapkan sebilah bambu yang sudah diruncing ke arah ikan-ikan di muara).”

Narrator : Berkali-kali abunawas menancapkan bambu ke arah ikan, sehingga ia mendapat beberapa ikan yang sangat besar. Lalu abunawas bersama prajurit bergegas menuju ke tempat baginda beristirahat, sambil membawa ikan hasil tangkapan mereka.

Prajurit 1 : “Mohon ampun baginda, abunawas dan prajurit sudah dating dan membawa bebberapa ikan hasil tangkapan.”

Baginda : “Oh…ikannya besar sekali, rupanya mereka pandai menangkap ikan.”

Abunawas dan prajurit: (dengan wajah tersenyum, tibalah mereka di tempat peristirahatan baginda raja).

Abunawas : “Mohon ampun baginda raja, imilah ikan tangkapan kami.”

Baginda : “kalau begitu bakarlah ikan-ikan itu.”

Abunawas : “Baiklah baginda, hamba akan melakukan perintah.” (sambil tersenyum).

Narator : Bergegaslah abunawas membakar ikan hasil tangkapan mereka dengan hati gembira, abumawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium hidung baginda raja. Setelah ikan-ikan itu matang, abunawas membuka bungkusan bekal yang dibawanya. Saksikan…..!!!

Adegan VII

Abunawas : (Sambil menyungguhkan ikan baker yang lezat itu kehadapan baginda raja ). “ampun baginda, ijinkan hamba mempersilakan paduka menikmati ikan-ikan bakar ini.”

Baginda : “Terimah kasih abunawas.”

Narrator : Ternyata baginda raja sangat menikmati masakan-masakan yang sudah disiapkan abunawas bersama prajuritnya. Saksikan…..!!!

Adegan VIII

Baginda : “Abunawas, ikannya enak sekali seperti makanan ini akan saya habiskan.”

Abunawas : “Ampun baginda raja, dengan makanan ini apaka selerah makan baginda sudah pulih kembali?”

Baginda : “Ya, rasanya selerah makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan mencari kijang berbulu putih itu.”

Abunawas : “Ampun baginda raja, sebenarnya kijang berbulu putih itu tidak ada.”

Baginda : “lalu, bagaimana kita harus mendapatkan obat unttuk penyakitku ini?”

Abunawas : “Mohon ampun baginda, baginda tidak perlu mencari obat lagi, karena selerah makan baginda sudah pulih kembali.”

Baginda : “Kamu benar-benar abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini bisa terjadi?”

Abunawas : “Menurut hamba, sebenarnya baginda tida menderita penyakit apapun karena selama ini ketika makan, perut baginda belum terasa lapar apa lagi baginda tidak banyak bergerak.”

Baginda : “Kamu benar-benar cerdik abunawas, kalau begitu lain waktu kita berburu lagi.”

Abunawas : (Sambil tertawa terbahak-bahak) “ha…..ha….ha……ha…….”

Narator : Demikianlah kisah cerita “ SAKIT ANEH SANG BAGINDA” yang membuat kita semakin penasaran untuk mencari tahu apakah kijang putih itu benar-benar ada? sebaga akhir kata “saya ingin menyampaikan mohon ma’af dari hati yang paling dalam bila ada kata-kata dan kalimat yang kurang menyenang di hati para pembaca.”

“TERIMAH KASIH”

A. Tema : ABUNAWAS YANG CERDIK

B. Latar atau Seting

1. Tempat

a. Disebuah negeri timur tengah. Disebuah kerajaan yang sangat besar dan megah.

b. Di tengah hutan

c. Di pinggir sebuah muara

2. Waktu

a. Pada pagi hari

b. Pada siang hari

C. Alur atau Plot

(Tahapan Alur Drama)

1. Pemaparan atau eksposisi : disebuah negeri timur tengah. Disebuah kerajaan yang sangat besar dan megah.

2. Komplikasi : tabib yang menemukan adanya penyakit pada sang baginda

3. Klimaks : abunawas mempunyai obat yang bisa menyembuhkan penyakit baginda yaitu berburu kijang beebulu putih.

4. Penyelesaian/katastrota : baginda tidak memiliki penyakit, dia hanya kurang bergerak.

D. Penokohan atau Perwatakan

Perwatakan Batin

1. Baginda : Tidak nudah putus asa

2. permaisuri : Tidak nudah putus asa, mengurus baginda yang sedang sakit.

3. Dayang-dayang : Selalu setia melayani baginda dan permaisuri

4. Tabib : Bijasana dalam memberi jalan keluar untuk menyembuhkan baginda raja.

5. Prajurit : Setia menemani baginda raja disaat berburu

6. Abunawas : Pintar, cerdik, dan bijaksana

E. Amanat

Agar tidak boleh memperdiksikan sesuatu yang tidak kita ketahui kebenarannya, dan harus saling talong-menolong kepada sesama yang membutuhkan bantuan kita.

Naskah Drama Malin Kundang


Naskah Drama Malin Kundang

Disebuah desa bernama suka maju hiduplah seorang pemuda yg bernama Malin. Ia hidup bersama ibunya, sedangkan ayahnya telah lama meninggal dunia. Suatu hari Malin menyampaikan keinginannya kepada ibunya untuk pergi merantau ke kota.

Malin : “Bu, saya mau pergi merantau ke kota saja,siapa tahu disana saya bisa mendapat
pekerjaan demi kehidupan kita.”
Ibu : “Kau yakin nak? Mencari pekerjaan di kota besar itu lebih sulit daripada mencari
pekerjaan di desa kita ini”
Malin : “Saya yakin Bu, tolong izinkan saya ya! “
Ibu : “Baiklah kalau itu keinginan mu,Ibu izinkan.“
Esok paginya berangkatlah Malin ke kota untuk mencari pekerjaan.
Tempat demi tempat ia datangi,tetapi hasilnya nihil.
Sampai suatu ketika Ia melihat seorang wanita cantik sedang belanja di pasar.Tiba-tiba tas sang wanita tersebut dijambret oleh seorang lelaki.
Cahaya : “Tolong, jambret !!!!! jambret!!!!!”
Malin segera menolong Cahaya dan mengejar pejambret tersebut.Akhirnya Ia berhasil menangkap pejambret itu dan menghakiminya.
Pejambret : “Ampun bang, ampun . . . “
Malin : “ Kurang ajar kau, beraninya hanya dengan perempuan !!”
Pejambret : “Ampun bang . . Ampun !!”
Malin : “Ikut saya kekantor polisi !”
Lalu sang pejambret dibawa Malin ke kantor polisi untuk mendapat proses hukum selanjutnya.
Cahaya : “Terimakasih ya sudah menolong saya, untuk ungkapan rasa terimakasih,maukah anda kerumah saya dulu . . ?”
Malin : “Tentu nona”
Cahaya : “Jangan panggil saya nona, nama saya cahaya”.
Singkatnya, Malin tiba dirumah cahaya dan kemudian berkenalan dengan sang ayah. Semenjak kejadian itu Malin diangkat sebagai karyawan dan menjadi akrab dengan cahaya. Karena keakrabannya,sampai-sampai Malin hampir tidak ingat lagi dengan sang Ibu dikampung. Tidak lama kemudian,mereka menikah.
Setelah menikah dengan Cahaya,Malin bekerja sebagai karyawan mertuanya.
Tak sengaja,kapalnya singgah di desa suka maju,tempat Ia dan Ibunya tinggal. Seorang kerabat melihat Malin bertepi dan segera mengabarkan Ibu Malin.
Tetangga : “Mak,mak.. Malin pulang mak,dia bertepi di pelabuhan!!!”
Ibu : “Malin pulang??Terimakasih Uni atas kabarnya!”
Syukur Alhamdulillah anakku pulang (dalam hati)
Tetangga : “Ayo Mak,kita kesana!”
Mendengar kabar itu sang Ibu merasa senang sekali. Hari yang ditunggu sang ibu pun tiba.
Ibu : “Malin , Malin (berteriak), Malin anakku , kau sudah kembali nak. Ibu sangat merindukanmu.”
Karena malu mengakui Ibunya,Malin pun berbohong.
Malin : “Siapa kau ?? Ibu ku sudah lama meninggal!!!”
Ibu : “Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti ini??”
Malin : “Tidak,kau bukan Ibuku,Ibuku telah meninggal.”
Cahaya : “Apa benar dia itu Ibumu Kang??Lalu kenapa engkau tidak mengakui dia??”
Malin : “Tidak !! Dia bukan Ibuku !! (bergegas meninggalkan Ibunya)
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin segera pergi dari desa.
Ibu : “Ya ALLAH,mengapa anakku satu-satunya seperti itu??Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya ALLAH.Berilah Ia teguranmu,sesungguhnya Ia adalah anak yang durhaka!!!”
Tiba-tiba di tengah perjalanan,badai datang,angin bertiup kencang,gelombang air laut naik,kilat menyambar-nyambar,kapal pun terguncang.
Malin : “Ada apa ini??Badai begitu besar”
Tiba-tiba kilat menyambar malin.
Malin : “Aaaaarrrrrggggghhhhh……!!!!!!!!”
Seketika Ia menjadi batu…



 
Unsur Itrinsik
 Tema : Anak Durhaka
Alur : Alur Maju
Latar ::
Latar waktu : Siang Malam.
Latar tempat : PesisirPantai wilayah Sumatera Barat,kapal , rumah, kampong halaman.
Latar Suasana :Menyedihkan ketika melihatMalin Kundang yang tidak maumengakui ibunya.
Penokohan
Malin Kundang : awalnya bersifat Protagonis tetapisetelah Ia kaya, Ia menjadi sombong dantidak mau mengakui ibunya (Antagonis).
Ibu Malin Kundang : Seorang Ibu yang sangat baik( Protagonis ).
Sudut Pandang : Orang Ketiga
Amanat : “Janganlah sekali-kali berbuatDurhaka kepada orang tuamu”